“Cinta
tak pernah bisa menjadi proposisi ‘adalah’,
karena
ia setip bagi segala kata;
sebagaimana
sapu yang melumat debu-debu,
sebagaimana ‘aku’ becermin malah menyaksikanmu.”
“Cinta
tak pernah bisa menjadi proposisi ‘adalah’,
karena
ia setip bagi segala kata;
sebagaimana
sapu yang melumat debu-debu,
sebagaimana ‘aku’ becermin malah menyaksikanmu.”
0 Komentar