Di Indonesia, harga sebuah buku bisa setara—kadang lebih mahal—daripada upah harian pekerja, sementara di Amerika Serikat atau negara-negara Eropa, buku berharga 10–20 dolar bisa dibeli dari sisa uang makan siang. Tapi tentu saja, orang Indonesia tak mampu terbayang tentang buku. Mereka sudah cukup bingung untuk dapat membeli beras, membayar kontrakan, atau menambal tas anaknya yang bolong. Buku? Itu barang mewah, mungkin cocok untuk dipajang di rak tamu—jika memang punya rak, dan bahkan jika memang punya ruang tamu. Tak heran kalau toko buku jadi tempat ziarah eksklusif alih-alih kunjungan rutin kebanyakan orang. Di negeri dengan slogan “mencerdaskan kehidupan bangsa”, buku hanya mampu dibaca oleh mereka yang sudah cerdas dan mereka yang memang mampu.
*6/5/2025
0 Komentar